Review “The Pope’s Exorcist”: Film Horror Edukatif [No Spoiler]

Film horror dengan genre religius seperti pengusiran setan selalu punya banyak penggemar. Apa lagi kalau diangkat dari kisah nyata. “The Pope’s Exorcist” sudah punya dua modal ini. Ditambah lagi dengan pemeran utamanya yang seorang mega bintang yaitu Russell Crowe, maka film ini jadi semakin dinantikan penonton.

Terinspirasi dari Peristiwa Nyata

Film ini terinspirasi dari kisah nyata tentang Pastor Gabriele Amorth (Russell Crowe), seorang kepala pengusiran setan (exorcist) dari Vatikan, saat ia menangani kasus anak kesurupan di Spanyol.

Namun ternyata bukan hanya setan yang ia temui, tapi juga rahasia konspirasi Gereja yang terkubur selama berabad-abad, serta dosa masa lalu pastor Gabriele.

Tidak Terlalu Seram

Bagi yang sudah khatam dengan film-film horror Gereja Katolik seperti “The Exorcist”, “The Exorcism of Emily Rose”, trilogi “The Conjuring”, barangkali kalian tidak akan terlalu dibuat takut dengan film ini.

Sebab di film yang disutradarai oleh Julius Avery ini, tidak ada penampakan setan atau iblis yang menyeramkan seperti suster “The Nun”. Kengerian tercipta dari akting luar biasa Peter DeSouza-Feighoney yang berperan sebagai Henry, sang anak yang kemasukan setan.

Momen-momen seram pun sebenernya klise seperti suara anak berubah jadi dewasa, maki-makian, suara ketukan pintu, hingga anak kesurupan merangkak. Semua ini tentu sudah sering kita lihat di film setan lainnya, jadi tidak lagi semengerikan itu.

Ditambah lagi karakter Pastor Gabriele Amorth yang humoris. Barangkali ia sudah begitu terbiasanya dengan pengusiran setan, sehingga ia masih bisa menyelipkan guyonan di beberapa dialog. Ini semakin memudarkan nuansa horror di film ini.

Justru Edukatif

Walau (setidaknya bagi saya) tidak terlalu menyeramkan, namun film ini justru menarik karena banyak informasi yang bisa dipetik. Terlebih bagi penonton yang juga seorang Katolik, ada sangat banyak nilai positif yang dapat diambil dari tayangan ini.

Misalnya tentang “our sins will seek us out”, dan fakta bahwa setan senang membuat distraksi. Dalam konteks ini, dosa-dosa masa lalu Pastor Gabriele dan asistennya Pastor Esquibel (Daniel Zovatto) terus-terusan mendistraksi praktik pengusiran setan sehingga mereka kerap gagal.

Film berdurasi 1 jam 43 menit ini juga mengungkap fakta pahit tentang “dosa” gereja di masa lalu, tepatnya di Spanyol. Fakta yang tidak banyak diketahui baik oleh umat Katolik sekalipun. Karena itulah saya bisa memberi label kalau film ini bukannya mengerikan, tapi malah edukatif.

Warna yang Berbeda

“The Pope’s Exorcist” memberikan warna yang berbeda pada film pengusiran setan pada umumnya. Semakin ke belakang, malah tempo film semakin seperti superhero dengan setan sebagai musuhnya. Berbeda dengan film horror sejenisnya.

Barangkali warna yang berbeda ini membuat tidak banyak orang menyukai film ini. Tapi bagi saya sendiri, “The Pope’s Exorcist” sangat layak ditonton. Pesan terakhir dari saya kalau Anda sudah nonton, jangan lupa belajar bahasa latin!

(AA)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*