
Teka-teki ke mana Raheem Sterling akan berlabuh akhirnya terjawab sudah usai dirinya dengan terbuka menerima pinangan klub asal ibukota London, Chelsea. Ya, Raheem Sterling akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Chelsea usai dirinya tak mendapat jaminan tempat di klub sebelumnya Manchester City.
Bukan hal yang mudah bagi Raheem Sterling untuk memutuskan hengkang dari Manchester City yang notabene merupakan juara bertahan Liga Inggris 2021/2022. Winger timnas Inggris berusia 27 tahun ini akhirnya resmi berlabuh di Stamford Bridge di bawah era kepemimpinan baru, Todd Boehly.
Jebolan akademi Queens Park Rangers ini ditebus The Blues dari Manchester City dengan mahar mencapai 50 juta poundsterling atau setara 890 miliar rupiah. Sterling juga akan mendapat gaji 300 ribu pound per pekan atau sekitar 5,3 miliar, sehingga menjadikan dirinya sebagai pemain dengan gaji tertinggi di Chelsea.
Alasan utama yang membuat Sterling memilih hengkang dari The Cityzen (julukan Man City) adalah bukan masalah uang, melainkan jaminan menit bermain. Dikutip dari situs cbssports, dirinya terpincut setelah berdiskusi panjang dengan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, serta juga dengan pemilik baru Chelsea, Todd Boehly.
Tuchel menjelaskan secara rinci terkait kedatangan serta peran Sterling nantinya pada saat mengarungi kompetisi musim baru. Chelsea sejatinya membutuhkan ketajaman di posisi sayap dalam menggedor pertahanan lawan dan itu ada pada diri Sterling di mana posisi sayap adalah posisi favoritnya.
Pelatih berkebangsaan Jerman itu juga menguraikan bahwa dirinya akan memberikan garansi pada Sterling untuk mendapatkan peran utama serta menit bermain maksimal dan ini sangat cocok untuk keinginan Sterling yang ingin bermain setiap pekannya. Selain untuk persiapan menuju Piala Dunia 2022 di Qatar yang tinggal beberapa bulan lagi, menit bermain maksimal juga merupakan jalan pembuka bagi Sterling yang berambisi meraih Ballon d’Or.
Hal lain yang membuat Sterling hijrah ke Chlesea yaitu dengan kedatangan dua pemain muda di kubu Man City yakni Erling Haaland dan juga Julian Alvarez. Kedatangan keduanya membuat persaingan di lini depan The Cityzen semakin ketat sehingga memungkinkan posisi Sterling terpinggirkan.
Atas dasar tersebutlah eks pemain Liverpool tersebut memutuskan hengkang setelah tujuh musim menjadi panji Man City dengan turut mempersembahkan empat trofi Liga Inggris, satu gelar juara Piala FA, empat trofi Piala Liga Inggris, satu gelar Community Shield FA.
Lewat akun media sosialnya, Sterling membagikan postingan berupa ucapan salam perpisahan kepada Manchester City.
“Saya datang ke Manchster City sebagai seorang anak muda dan meninggalkan klub tersebut sebagai lelaki dewasa,” tulis Sterling.
Senjata Baru
Saga transfer Raheem Sterling dari Manchester City ke Chelsea tentu menjadi perbincangan hangat mengingat kedua tim tersebut dalam beberapa musim terakhir menunjukkan rivalitas persaingan di berbgai kompetisi.
Tentu semua berharap akan kemampuan Sterling dalam mengembalikan kejayaan Chelsea yang musim lalu absen tanpa raihan gelar apapun. Selama di City, dirinya terbukti sebagai pencetak gol ulung dan juga penentu kemenangan bagi timnya. Hal tersebut tentu bisa mungkin diulang kala dia bersama Chelsea.
Musim lalu di bawah arahan pelatih Pep Guardiola, Sterling mengemas 13 gol dan 5 assists meski dirinya hanya 23 kali menjadi starter. Hebatnya, 13 gol tersebut didapat dari jumlah tendangan per-90 menit yang lebih sedikit dari para penyerang Chelsea semisal Timo Werner, Kai Havertz, Romelu Lukaku, Hakim Ziyech, serta Mason Mount, yang jumlah golnya lebih sedikit dari Sterling.
Statistik tersebut menunjukkan bahwa betapa efisiennya Sterling dalam mengkonversi peluang menjadi gol. Tidak itu saja, Sterling juga menjadi pemain yang lebih banyak melakukan sentuhan di kotak lawan (8,93) per 90 menit dari para juru gedor The Blues.
Total torehan gol Sterling pun selalu berada ada di atas para topskor Chelsea dalam lima musim terakhir. Catatan gol terbaik Sterling diukir pada musim 2019/2021, di mana dirinya menorehkan 31 gol. Sterling meninggalkan City dengan catatan emas yaitu 131 gol dan 74 assists dari 339 laga di semua kompetisi.
Di Chelsea nanti, Sterling pastinya akan memberikan pelatih Thomas Tuchel lebih banyak opsi menyerang, karena dia tipikal pemain yang bisa bermain di berbagai posisi. Sterling bisa digunakan sebagai pemain nomor sepuluh atau penyerang sayap. Dirinya juga ditempatkan sebagai false nine meskipun kecil kemungkinan untuk ditempatkan dalam kapasitas ini.
Fleksibilitas yang dimiliki Sterling membuat dirinya menjadi salah satu aset berharga karena dia cocok dengan formasi 3-4-2-1 yang disukai Tuchel, ataupun dalam formasi 3-4-3 atau 4-3-3 tergantung kebutuhan tim.
Selain memberi jaminan sebagai starter, Tuchel juga telah menjelaskan kepada Sterling bahwa dia memiliki kebebasan penuh untuk beroperasi di lini depan The Blues. Dengan segala jaminan penuh itu, wajar rasanya para fans Chelsea berharap penuh terhadap kemampuan serta pengalaman Sterling musim ini.
(LN)
Leave a Reply