
Linkin Park baru saja merilis single She Couldn’t yang bakalan menjadi bagian dari album edisi ulang tahun ke-20 Hybrid Theory, album debut yang melejitkan nama mereka. Album tersebut rencananya akan dirilis pada 9 Oktober 2020 mendatang, namun fans sudah bisa preorder lewat situs resmi Linkin Park dalam berbagai format. Linkin Park melalui situs resminya mengatakan, “Menakjubkan kalau dipikir-pikir bahwa sudah 20 tahun Hybrid Theory dirilis. Terima kasih sebesar-besarnya bagi penggemar kami yang telah memungkinkan perjalanan hebat yang kami mulai 20 tahun silam ini. Kami dedikasikan musik kami buat kalian. Kami dedikasikan kembali Hybrid Theory buat kalian. #HybridTheory20.”

Nick Ruskell dari majalah Kerrang! Mengomentari, “Pastinya, She Couldn’t memberi tahu kita bahwa di masa itu, Linkin Park sudah sedemikian subur dan fokusnya, hingga mampu mencocokkan apa saja ke dalam dunia mereka, bahkan di level ketika mereka belum menjual satu rekaman pun. Bagi para penggemar, mustahil untuk merasakan lagi Hybrid Theory seperti pertama kali, namun She Couldn’t mengingatkan kita kembali pada sesuatu yang dekat dengan perasaan itu.”
Bagi yang tidak begitu akrab dengan Linkin Park, She Couldn’t, yang sudah tersedia di akun Spotify dan YouTube ini mungkin terdengar asing. Padahal sebenarnya lagu ini telah beredar di kalangan penggemar Linkin Park sejak 2009. Situs LinkinPedia menjelaskan bahwa lagu ini ditemukan para penggemar saat salinan CD demo Hybrid Theory dijual di eBay. Dikutip dari situs ini, “She Couldn’t mengambil sampel vokal Mos Def dari album B-Boy Document ’99 oleh High & Mighty untuk lirik “won’t be long ‘till everybody knows.”
Pada 3 Juli 2009, Mike Shinoda menulis di blog-nya, “Banyak yang tanya soal lagu demo jadul kami yang kini beredar. Judulnya She Couldn’t. (Lagu ini) kami rekam tahun 1999 waktu meramu Hybrid Theory, tapi tidak pernah dimasukkan ke album dan tidak pernah kita rilis. Sahnya, itu saja yang bisa saya sampaikan soal lagu itu, tapi saya harap ini bisa menjelaskan semuanya!”

Menyusul perilisan lagu ini, Mike Shinoda menyatakan di media sosialnya, “She Couldn’t ini salah satu lagu demo paling awal yang kita buat setelah Chester gabung. Ada dua hal yang menonjol dari lagu ini menurut saya: 1). Beat-nya yang terprogram dan fokus pada bunyi synthesizer; dan loop vokal (alih-alih suara keras gitar) telah meramalkan masa depan band (Linkin Park) bertahun-tahun setelah Hybrid Theory. Dalam pencarian “bunyi awal,” kami (rupanya) telah menetapkan dasar untuk evolusi kami selanjutnya. 2) Refrein “you’re not alone” yang lembut mengingatkan saya bahwa, walaupun kami mengeluarkan debut dengan lagu yang ada teriakan “shut up,” kebanyakan penggemar menemukan kalau empati dan komunitas merupakan bagian penting dari DNA LP sejak awal. Terima kasih atas tanggapan yang penuh semangat untuk paket #hybridtheory20. Kami bersyukur sekali bisa memiliki kalian selama tahun-tahun ini.”

Postingan Shinoda ini mendapatkan tanggapan hangat dari para penggemarnya di Twitter. Di antaranya akun @Taida_diana menulis, “(Lirik) She Couldn’t telah berkali-kali mengeluarkanku dari situasi buruk. Aku senang lagu ini akhirnya mendapat sorotan.”
Penggemar lain dengan akun @oizhre mengekspresikan rasa harunya, “Ini indah, tapi membuatku sangat sedih karena Chester tidak bisa melihat pencapaian ini. Aku tidak akan pernah tidak merindukan semua hal yang seharusnya terjadi.
Ada pula yang mengungkapkan kesedihannya seperti @Irina87129117 yang menulis, “Seandainya mungkin, aku mau berikan sisa hidupku untuk membuat Chester kembali.”

Bagaimana tanggapan kalian tentang lagu ini?
Leave a Reply