Review Film Judas and the Black Messiah (2021)

Judas and the Black Messiah adalah sebuah film biografi yang menggali salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan hak sipil di Amerika Serikat. Disutradarai oleh Shaka King, film ini menyajikan cerita yang kuat tentang Fred Hampton, ketua cabang Illinois dari Partai Black Panther, serta pengkhianatan yang dilakukan oleh William O’Neal, seorang informan FBI. Dibintangi oleh Daniel Kaluuya dan Lakeith Stanfield, film ini tidak hanya menarik dari sisi sinematik tetapi juga mengangkat isu sosial yang relevan hingga hari ini.

Daniel Kaluuya memerankan Fred Hampton dengan luar biasa, menampilkan karisma yang memukau dan pidato-pidato yang penuh inspirasi. Karakternya terasa hidup dengan nuansa kepemimpinan yang penuh semangat revolusioner, tetapi juga menunjukkan sisi rapuh seorang manusia biasa. Penampilan Kaluuya diakui luas dan membawanya meraih penghargaan Academy Award sebagai Aktor Pendukung Terbaik.

Di sisi lain, Lakeith Stanfield memainkan peran William O’Neal dengan kedalaman emosi yang memikat. Karakter O’Neal yang terperangkap dalam dilema moral dan tekanan psikologis digambarkan dengan sangat intens, membuat penonton ikut merasakan pergolakan batin yang dialaminya sebagai pengkhianat.

Dari segi teknis, film ini menyuguhkan sinematografi yang sangat kuat, dengan atmosfer yang autentik dan menggambarkan suasana tahun 1960-an. Pemilihan tone warna yang gelap memperkuat ketegangan dalam cerita, serta nuansa paranoia politik yang melanda saat itu. Skor musik dari Mark Isham dan Craig Harris juga berhasil melengkapi atmosfer emosional di setiap momen penting.

Shaka King, yang juga menulis naskah bersama Will Berson, tidak hanya menyajikan film ini sebagai sebuah drama sejarah, tetapi juga sebagai refleksi dari dinamika kekuasaan, rasisme sistemik, dan pengkhianatan pribadi. Penulisan naskah yang berhasil menyelaraskan aspek historis dan sinematik menjadikan film ini terasa sangat relevan dengan konteks sosial-politik masa kini.

Judas and the Black Messiah bukan hanya sekadar film biografi, melainkan sebuah karya yang berfungsi sebagai pernyataan politik yang mendalam dan emosional. Cerita dalam film ini mendorong penonton untuk merenung tentang nilai-nilai keadilan, perjuangan, serta harga yang harus dibayar untuk sebuah pengkhianatan.

Pada akhir cerita, Fred Hampton, pemimpin Partai Black Panther di Illinois, dibunuh oleh polisi dalam sebuah penggerebekan yang terjadi pada 4 Desember 1969. Penggerebekan tersebut terjadi berkat pengkhianatan dari informan FBI, William O’Neal, yang memberikan informasi tentang keberadaan Hampton. Dalam keadaan tertidur, Hampton ditembak mati oleh polisi, sementara O’Neal menerima imbalan dari FBI. Film ini mengakhiri dengan menunjukkan bahwa O’Neal akhirnya bunuh diri pada 1990 setelah diwawancarai dalam sebuah dokumenter mengenai tindakannya.

Fakta Menarik Film Judas and the Black Messiah (2021)

  1. Daniel Kaluuya Meraih Oscar. Daniel Kaluuya, yang memerankan Fred Hampton, meraih penghargaan Academy Award untuk Aktor Pendukung Terbaik pada tahun 2021. Penampilannya mendapat apresiasi tinggi karena berhasil menampilkan karakter Hampton dengan penuh kekuatan dan karisma.
  2. Persiapan Peran yang Mendalam. Dalam mempersiapkan perannya sebagai Fred Hampton, Kaluuya melakukan riset mendalam, termasuk mendengarkan pidato-pidato Hampton dan menghabiskan waktu dengan keluarga Hampton untuk lebih memahami karakter tersebut.
  3. Mengingat Kisah Sejarah yang Terlupakan. Kisah Fred Hampton, meski memiliki peran penting dalam gerakan Black Panther, seringkali terlupakan dalam sejarah mainstream. Film ini berhasil membangkitkan kembali kesadaran tentang perjuangan dan pengorbanan Hampton, serta dampak tragis dari pengkhianatan oleh O’Neal.
  4. Karakter William O’Neal yang Berlapis. Lakeith Stanfield berhasil memerankan William O’Neal dengan penuh kompleksitas, menggambarkan seorang pria yang terperangkap dalam dilema moral yang mendalam. Stanfield juga melakukan riset dengan berbicara langsung dengan keluarga O’Neal untuk memahami lebih dalam karakter ini.
  5. Dukungan Keluarga Hampton. Keluarga Fred Hampton terlibat langsung dalam produksi film ini, memberikan izin dan dukungan penuh untuk memastikan representasi Hampton dalam film ini tetap akurat dan tidak terdistorsi.
  6. Sutradara Shaka King. Judas and the Black Messiah adalah debut film panjang Shaka King, yang sebelumnya dikenal karena karya-karya dokumenternya. King menyutradarai film ini dengan tekad untuk mengangkat kisah yang relevan dengan isu-isu sosial dan politik saat ini, sambil tetap setia pada kisah sejarah yang kuat.
  7. Reaksi Positif dari Kritikus. Film ini mendapatkan sambutan hangat dari kritikus, yang memuji penampilan Kaluuya dan Stanfield, sinematografi yang kuat, dan pengambilan gambar yang efektif dalam menyampaikan ketegangan serta ketidakadilan yang dialami karakter-karakternya.

Judas and the Black Messiah bukan hanya mengajarkan kita tentang pengorbanan dalam memperjuangkan keadilan sosial, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan dampak pengkhianatan dalam sebuah gerakan serta pentingnya kesadaran sosial dalam menghadapi ketidakadilan. Film ini menggugah kita untuk mempertanyakan moralitas kita dan bagaimana kita dapat berkontribusi pada perubahan sosial.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*